Selasa, 26 Mei 2015

My Second Absurd Story

Di saat masa tersulit saya datang dan orang lain meninggalkan saya, mereka lah satu-satu nya tempat saya lari. Mereka lah tempat saya menangis, mereka lah tempat saya menghibur diri, mereka lah yang selalu datang walau cuma membawa sebungkus kopi untuk menghibur. Mereka lah yang mengerti arti dari setiap tetes air mata saya di saat orang lain tak ingin melihat saya menangis. Mereka lah tisu-tisu lembut saya selama ini. Menghapus setiap kerut lelah saya. Mereka juga menjadi saksi air mata bahagia saya disaat saya menyelesaikan study saya.

Mereka lah orang tua saya selama di perantauan. Orang tua berbentuk teman yang Tuhan kirimkan untuk saya, yang merasa kasian disaat saya tidak ingin makan. Dan selalu setia menjadi tiang untuk saya berpegang di saat saya tidak mampu untuk sekedar berdiri apalagi berjalan. Terimakasih atas kehadiran kalian. Terimaksih atas semua bantuan kalian. Terimakasih telah mengerti semua ke-aneh-an dalam diri saya. Manusia aneh yang selalu hilang tiba-tiba jika ada masalah. Hanya kalian yang mengerti dari setiap kesulitan saya.

Saya hanya seorang Yati. Manusia aneh yang kalian jadikan teman. Tuhan, saya tidak punya apa-apa untuk membayar semua kebaikan yang mereka berikan terhadap saya. Saya juga tidak punya hal yang berharga untuk menggantikan waktu mereka. Waktu yang mereka rela habis kan untuk sekedar menghibur dan menemani di saat saya benar-benar buta akan sebuah rasa.



Di akhir perjuangan saya, mereka juga yang menemani dan menjadi saksi air mata bahagia saya. Terimakasih Tuhan telah menghadirkan mereka dihidup saya di saat orang lain tak menghargai keberadaan saya. Merekalah yang membuat saya merasa pantas untuk tetap ada. Iringi setiap langkah mereka, karena hanya doa yang bisa saya ucapkan untuk mereka.

Di saat saya tidak  ada lagi di hari-hari mereka dan di saat kami memulai jalan kami masing-masing, balas semua kebaikan mereka. Saya tau Tuhan, saya tau bahwa Engkau mendengar setiap doa yang saya ucapkan disetiap akhir sujud saya. Mereka pantas mendapat kan semua kebaikan atas kebaikan yang mereka berikan terhadap saya. Semua ini saya persembahkan untuk orang tua saya dan kalian. Kalian yang meringan kan beban berat saya selama ini. Terimakasih telah menjadi teman terbaik saya selama saya ada disini, di kota orang.

7 komentar: